Indonesia Website Awards

Aplikasi Kasir Pintar

Catatan Harian Ini Bukti Ketabahan Seorang Istri di Hari Wafatnya Sang Kekasih Hati

BLOGGERBORNEO.COM – Tanggal 12 Agustus 1995, tidak terasa hampir 20 tahun kisah ini sudah menjadi kenangan. Sebuah catatan tangan dalam buku lusuh yang ditemukan ketika Sang Menantu sedang membersihkan rumah menjadi saksi bagaimana tabahnya Sang Ibu Mertua ketika harus menerima kenyataan pahit ditinggal Sang Kekasih Hati untuk selama-lamanya karena mengalami kecelakaan. Mungkin bagi sebagian orang akan menganggap hal ini merupakan kejadian biasa, namun bagi para keluarga dan Sang Ibu Mertua sendiri catatan tangan ini tetap akan menjadi satu kenangan yang tak akan terlupa.

Berikut adalah kutipan yang ditulis kembali dari buku catatan harian tersebut:

Dua belas agustus 1995 malam minggu yang mencekam, terjadilah tragedi itu. Jam sembilan malam itu. Kebetulan hari gerimis, datanglah dua orang mengendarai motor vespa, memberitahu. Semula saya pikir tamu, saya memberitahu bahwa suamiku sedang pergi ke kotabaru. Namun tamu itu agak ragu dan hati-hati memberitahuku. Akhirnya itu itu dengan pelan dan hati hati memberitahu bahwa suami ibu kecelakaan. Saya sudah menolong semaksimal mungkin tapi….tidak meneruskan perkataanya.

Baca Juga:   3 Tips yang Harus Diperhatikan dalam Memilih Jasa SEO Handal
Catatan Harian Seorang Istri di Hari Wafatnya Sang Kekasih Hati 12 Agustus 1995
Catatan Harian Seorang Istri di Hari Wafatnya Sang Kekasih Hati 12 Agustus 1995 (Foto: Dok. Pribadi)

Dengan tabah dan suara parau, aku menanyakan dimana sekarang suamiku. Ada dirumah sakit. Dengan perasaan tak karuan, kilat sedih menangis seperti kesumbat tenggorokannya, kubawa anak yang kecil umur 3,5 tahun laki-laki. Saya gendong tanpa pakai kain, dan pergi diantar orang yang datang, memberitahu mencari adik suamiku. Tapi ternyata tidak ada. Dan kami mencarter mobil untuk menuju ke rumah sakit yang jauhnya 17 km dari tempatku tinggal.

Selama dalam perjalanan, aku tak habis-habisnya berdoa dan memohon pada Tuhan, supaya suamiku selamat. Aku tak berani menanyakan kepada orang yang menjemputku, apakah suamiku selamat atau sudah….aku ingin melihat buktinya sendiri. Dan saya berharap suamiku masih hidup. Mas Kus panggilanku kepada suamiku. Orangnya baik, sayang pada anak istri. Tak pernah mengeluh walupun dalam kesulitan. Sepuluh tahun menjadi suamiku, aku bahagia lahir batin. Mas kus orangnya baik dan romantis, selalu menyenangkan hati, taat beribadah dan taat menjalani cobaan-cobaan. Doaku selama perjalanan dan dalam mobil teringat yang macam-macam.

Baca Juga:   Mobil Toyota Rush, Mobil Sporty yang Cocok untuk Traveling Bersama Keluarga, Berikut Harga Rush

Tak terasa setengah jam kemudian sampai ke rumah sakit. Aku langsung menuju ke Ruang Gawat Darurat. Sesampai disana aku tanya pada petugas UGD. Dia bingung pasien yang mana, aku bilang yang kecelakaan. Oh sudah dikamar mayat. Lemaslah badanku, dan sambil merasa gemetar aku menuju ke Ruang Mayat. Aku telah dipapah oleh teman-temanku sekantor dan keluarga dengan tidak henti-hentinya menasehati yang tabah ya mba terus menerus. Mas Kus suamiku sudah terbujur dengan tenangnya. Innalilllahi Wainnailaihi Rojiun. Ya Allah tabahkanlah hati hambamu ini begitu berat cobaan ini.

Keterangan:

  • Tulisan ini merupakan kisah nyata, nama sumber pemberi informasi sengaja disamarkan demi menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Don`t copy text!