IYCS 2012 Workshop Social Media and Community Building

Agenda kegiatan kedua di hari pertama pelaksanaan Indonesian Young Changemakers Summit (IYCS) 2012 adalah sesi workshop. Ada beberapa jenis workshop yang akan digelar dimana masing-masing peserta harus memilih salah satu diantaranya. Untuk saya sendiri, workshop dengan topik “Social Media and Community Building” dengan pembicara Ridwan Kamil Indonesia Berkebun dan Enda Nasution Bapak Blogger Indonesia menjadi pilihan. Hanya sekedar ingin memperjelas bahwa saya memilih workshop ini bukan semata-mata karena saya ngefans dengan kedua pembicara tersebut, tapi lebih ke fokus apa-apa saja yang telah mereka lakukan sehingga komunitas bentukan mereka bisa terus survive hingga saat ini. 🙂

Untuk Mas Enda Nasution sendiri, mungkin kita sudah sering mendengar nama beliau termasuk julukannya sebagai Bapak Blogger Indonesia. Disini komunitas hasil bentukannya adalah Saling Silang, sebuah komunitas yang dibentuk dengan maksud dan tujuan umum untuk mengumpulkan database terkait dengan informasi dan tren penggunaan social media di Indonesia, seperti: blog, facebook, twitter, dan lain sebagainya. Dari database ini juga kita dapat melakukan analisa terhadap beberapa topik khusus yang sedang marak diperbincangkan untuk saat ini. Benar-benar menarik…

LinkCollider - Free Social Media Advertising

Free Social Media Advertising

Berikutnya giliran Ridwan Kamil memberikan sedikit share presentasinya. Jika kita ada mendengar komunitas Indonesia Berkebun, nah pemateri kali ini adalah sosok dibelakang layarnya. Mungkin selama ini saya lebih sering mendengar nama Shafiq Pontoh ketimbang Ridwan Kamil, cuma karena kesibukannya yang luar biasa sebagai seorang businessman maka nama yang terakhir disebut tersebut agak jarang menampakkan diri ke permukaan (bukan ikan ya maksudnya, hehehe…). Dilihat dari sejarah berdirinya, komunitas Indonesia Berkebun pada awalnya hanya memiliki dua cabang yaitu di Jakarta dan Bandung. Seiring perjalanannya, hingga saat ini sudah sekitar 23 kota yang mengikuti jejak langkah komunitas ini. Di Pontianak sendiri, sudah ada cabangnya dengan nama Pontianak Berkebun.

Ternyata mengembangkan sebuah komunitas itu tidak semudah mendirikannya, tetap dibutuhkan “pondasi” yang kuat untuk dapat selalu menopang visi dan misi awal komunitas sehingga bisa terus “tegak” seperti apa yang diharapkan. Dan memang tidak banyak komunitas dapat seperti itu, cuma bukan berarti tidak banyak itu tidak bisa kan?. (DW)

Keterangan:

  • Tulisan ini turut disponsori oleh Master Forex Borneo

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Don`t copy text!